Disini Tempatnya Kunci Jawaban Dan Tugas - Tugas Sekolah. by : aksell17

Pengertian , Tahapan – Tahapan dan Macam – macam Alur dalam Cerita



Pengertian , Tahapan – Tahapan dan Macam – macam Alur dalam cerita

 

 


Pengertian alur , Tahapan alur dan Macam – Macam alur beserta penjelasannya ~ aksell17 .  Di dalam sebuah karya sastra khususnya sastra yang berbentuk tulisan seperti novel, cerpen dan lainnya ada sebuah unsur pembangun di dalamnya atau sering disebut juga dengan unsur instrinsik.

Salah satu unsur-unsur instrinsik tersebut adalah Alur. Apa yang dimaksud dengan alur ? apa tahapan – tahapan dari alur? Dan ada berapa macam tahapan alur?? , oke langsung saja baca ilmu di bawah ini.

  1.    Pengertian

Alur adalah tahapan atau rangkaian jalannya sebuah cerita yang disampaikan oleh pengarang cerita tersebut.

  2.     Tahapan Alur

Di dalam sebuah alur, ada beberapa tahapan-tahapan yang terbagi ke dalam 5 bagian cerita, yaitu :

a.       Perkenalan

Pada bagian ini, penulis mulai memperkenalkan tokoh-tokoh, lattar yang ada di dalam cerita tersebut.

b.      Pemunculan masalah

Pada tahapan ini, penuliis mulai memperkenalkan masalah yang akan dihadapi oleh tokoh utamannya.

c.       Menuju konflik

Penulis mulai mengarahkan tokoh utama masuk ke dalam konflik yang telah dia perkenalkan sebelumnya.

d.      Ketegangan

Pada tahapan inilah yang menjadi inti dari sebuah cerita dimana tokoh utama sedang berada di dalam sebuah masalah yang sangat menegangkan.

e.       Penyelesaian

Setelah melewati puncak masalah, penulis mulai membawa jalan cerita menuju penyelesaian masalah tersebut. Apakah cerita tersebut akan berakhir bahagia atau malah sebaliknya. Semua itu merupakan keputusan penulisnya.

  3.    Macam-Macam Alur

Alur dikelompokan menjadi 3 macam yaitu, alur maju, alur mundur dan alur campuran. Di bawah ini adalah macam-macam dari alur .

           a.       Alur maju

      Pada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan ceritanya secara berurutan dimuali dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak diacak.

Contoh :

Akibat Terlambat

Hari itu aku bangun pagi terlambat. Ku lihat jam telah menunjukan pukul 7. Tanpa pikir panjang aku langsung berganti pakaian dan langsung menuju sekolahku. Di perjalanan sekolah, aku memacu kendaraanku dengan sangat kencang. Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang pejalan kaki yang melintas. Tanpa sempat menghindar lagi, aku pun menumbur dirinya.

Aku tepental dari motorku, sementara orang tersebut jatuh terperosok. Sontak saja orang-orang yang ada di sekitar jalan itu menghampiriku. Mereka geram dengan perbuatanku. Bahkan salah satu dari mereka hendak memukul diriku. “Ayo kita pukuli saja orang ini,” teriak salah seorang. Dengan cepat mereka menarik bajuku. Aku sempat dipukuli beberapa kali hingga wajahku membiru. Namun, beberapa saat kemudian aku mendengar suara seseorang. “Sudah hentikan kita seharusnya jangan main hakim sendiri,” kata seorang pria yang tidak aku kenal itu. “tapi dia telah menabrak pria itu Pak!” “sudah bubar kalian,” pria itu membentak.

Akhirnya mereka semua bubar. Aku merasa sangat beruntung karena ditolong olehnya. “Terimakasih Pak, aku tidak akan selamat jika tidak ada Bapak dan aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku!” kataku mengiba. “Sudahlah sekarang kau pergi antarkan orang yang kau tabrak itu ke klinik” perintah bapak itu. Setelah itu aku langsung pergi membawa orang yang aku tabrak ke klinik untuk diobati. Hingga hari ini aku tidak mengenal siapa pria baik yang menolongku waktu itu.

b.      Alur Mundur

Alur mundur adalah proses jalannya cerita secara tidak urut. Biasanya pengarang menyampaikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut.

Contoh :

Perkelahian

Ketika Budi hendak memasuki kelasnya, dia melihat orang-orang sedang berkumpul. Ia pun merasa penasaran dan menghampirinya. Betapa terkejut Budi saat itu ketika mengetahui bahwa Andi dan Rian sedang berkelahi. Andi yang sangat marah mendaratkan pukulannya di wajah Rian. Lalu Rian membalasnya dengan menerjang tubuh Andi.

Melihat kejadian itu, Budi pun melerai mereka. “Hey kalian hentikan!” Kata Budi sambil memegang Tubuh Rian yang terjatuh. “Kau jangan ikut campur Bud, ini masalah kami berdua,” Kata Andi. “Lepaskan aku Bud, aku akan menghajarnya,” timpal Budi. Budi yang badannya lebih besar menyeret mereka berdua menjauhi keramaian itu. “Sudahlah hentikan, apapun masalahnya semua bisa dibicarakan,” Budi memarahi mereka. “Tapi ini salah Rian, dia menghilangkan bukuku dan tidak mau menggantinya,” kata Andi. “Aku kan sudah bilang aku akan menggantinya, tetapi kau tidak mau mendengar perkataanku malah mengajakku berkelahi,” timpal Rian.

Budi yang telah mengetahui masalah tersebut mencoba untuk menenangkan mereka. “Sudahlah kalian kan sahabat baik. Janganlah seperti ini, selesaikan semua masalah dengan kepala dingin,” kata Budi. “Andi kau seharusnya jangan lekas emosi dan Rian kau juga jangan mudh terpancing, sudahlah lupakan masalah ini. Toh Rian berjanji akan menggantinya,” Budi menasehati mereka. Akhirnya mereka berduapun saling memaafkan dan bersahabat kembali. Setelah beberapa hari, Rian dan Andi pun menemui Budi. Mereka berterimakasih karena mereka telah menjadi sahabat seperti dulu kembali.

           c.       Alur Campuran

      Alur jenis ini adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu atau flash back. Cerita yang menggunakan alur ini cukup sulit untuk dipahami dan membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. 

Contoh:

Impian di Atas Langit
Aku bergegas berjalan ke teras untuk menemuinya. Ia adalah seorang yang kukagumi. Nasihat-nasihatnya selalu menjadi alasan kuatku untuk terus berprestasi di bidang karate. Aku sangat menyukai karate, dan ia adalah guru sekaligus teman separing yang handal untukku. Dialah paman Andrean Supandera. Master karate terhebat yang pernah ku temui di alam semesta ini. “Assalamualaikum,” Suara lantang itu terdengar khas di telingaku. Aku bergegas membukakan pintu depan. “Waalaikumsalam, Alhamdulillah akhirnya Om mau main ke rumah saya.” Sambutku. “Wah, rumahmu bagus ya. Sederhana tapi nyaman.” Ehe…he, duduk om…, mau masuk atau di sini saja?”. Tanyaku. “Duduk di teras saja, kita ngobrol-ngobrol. Gimana jadwal kompetisimu? Sudah dekat?” tanyanya. Kami pun mengobrol seputar kegiatan karateku dengan ditemani es teh manis dan kue lapis legit kesukaanku.
Kira-kira setahun lalu aku bertemu dengan Om Andre di pusat latihan karate kota Bandar Lampung. Kami berkenalan setelah beliau melihatku separing dengan rekan latihanku. Ia memuji gerakan-gerakanku yang lembut namun mematikan, ia bahkan memprediksikan bahwa aku akan menjadi atlet profesional di bidang karate. Sejak saat itu, kami semakin akrab seakan tidak ada jarak usia diantara kami. Beliau sudah seperti paman bagiku. Ia mengajari banyak hal tentang karate yang sebenarnya syarat akan pelajaran hidup. Dialah yang meledakkan semangat dengan bumbu-bumbu motivasi dahsyat miliknya. Sehingga aku bisa mendapatkan prestasi yang lumayan baik di bidang karate. Selain itu, nilai akademikku juga tidak kalah dengan teman-teman sekelasku. Aku termasuk 5 besar bintang kelas di sekolah, dan tentunya aku memiliki nilai tambah yakni prestasiku di bidang karate.
Setelah asyik mengobrol, om andre hendak berpamitan pulang. Beliau mengatakan suatu hal yang tak pernah ku duga sebelumnya. Ia memberitahukan bahwa dirinya akan pergi ke Jepang untuk menghadiri acara federasi karate deluruh dunia. Om andre menjadi salah satu dari 10 delegasi Indonesia untuk menghadiri acara yang hebat itu. Aku semakin kagum kepada beliau. Aku berjanji aku akan menjadi kuat dan sehebat beliau.

Demikian ilmu yang dapat aksell sampaikan semoga bermanfaat ya bagi kalian semua, see you

Kata kunci :

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Pengertian , Tahapan – Tahapan dan Macam – macam Alur dalam Cerita

0 komentar:

Posting Komentar